Sejarah
berdirinya Bergas Lor & Bergas Kidul
A. SUMBER
LISAN
·
Versi 1
Suatu
hari Pak Kades yang bernama Bergas menderita sakit parah. Desa yang Pak Kades
pimpin itu bernama Desa Bergas, sama dengan namanya. Karena sakitnya itu, Pak
Kades hendak mewariskan Desa Bergas itu kepada kedua anaknya. Kedua anak itu
bernama Bero dan Gasyo, Bero sebagai kakak dan Gasyo sebagai adiknya. Namun
kedua anaknya bertengkar untuk merebut Desa Bergas tersebut.
Karena
semakin rumit keadaan Pak Kades dan anak-anaknya, maka Pak Kades mengusulkan
untuk membagi dua Desa Bergas Tersebut. Desa sebelah utara (lor) untuk anak
pertama/Bero dan sebelah selatan (kidul) untuk anak kedua/Gasyo.
Bero dan Gasyo meminta warga desa
untuk membantu memperluas lahan pemukiman mereka dengan cara mereka
sendiri-sendiri. Sebelah lor/utara milik Bero diperluas dengan membakar hutan.
Dan sebelah kidul/selatan milik Gasyo diperluas dengan menebang pohon dan
membabat rumput-rumput. Saat warga-warga sibuk melakukan perintah mereka,
mereka berdua berjalan sambil mengawasi kerja warga, mereka berdua tidak sadar
bahwa mereka telah berjalan begitu jauh. Tiba-tiba mereka melihat batu yang
sangat besar yang membuat wilayah mereka tidak begitu luas. Akhirnya mereka
kembali ke desa dan menyuruh warga desa untuk memindahkan batu besar tersebut.
Tetapi sulit untuk memindahkan batu besar tersebut dan akhirnya diputuskan
untuk membelah batu besar tersebut menjadi dua. Satu belahan diletakkan di
sebelah utara/lor yang sekarag menjadi Bergas
Lor, dan belahan lainnya diletakkan di sebelah selatan/kidul yang sekarang
menjadi Bergas Kidul.
·
Versi 2
Dahulu
pak Lurah mengidap penyakit parah, karena hal itu Pak Lurah hendak mewariskan
wilayah kekuasaannya kepada kedua anaknya. Pak lurah mempunyai dua anak
laki-laki yang gila kekuasaan, mereka berebut ingin menguasai wilayah tersebut.
Suatu
hari datang Kyai dari desa seberang ingin mengobati penyakit Pak Lurah. Kyai
tersebut bernama Bergas. Tetapi sayang, Kyai Bergas gagal mengobatinya karena
prihatin dengan keadaan Pak Lurah dengan dengan anak-anaknya. Kyai menyarankan
untuk membagi dua wilayah tersebut, supaya setiap anak Pak Lurah memiliki
wilayah kekuasaan sendiri-sendiri. Tanpa berpikir panjang Pak Lurah pun setuju
dengan usul dari Kyai Bergas tersebut.
Suatu
hari kedua anak tersebut mengumpulkan warga untk membantu memperluas pemukiman.
Sebelah lor/utara milik anak pertama diperluas dengan membakar hutan. Dan
sebelah kidul/selatan milik anak kedua diperluas dengan menebang pohon dan
membabat rumput-rumput. Saat warga-warga sibuk melakukan perintah mereka,
mereka berdua berjalan sambil mengawasi kerja warga, mereka berdua tidak sadar
bahwa mereka telah berjalan begitu jauh. Tiba-tiba mereka melihat batu yang
sangat besar yang membuat wilayah mereka tidak begitu luas. Mereka memanggil
warga desa untuk memindahkan batu tersebut. Tetapi sulit, batu yang begitu
besar dipindahkan. Kyai Bergas mengetahui berita tersebut, Kyai itupun
mengajukan pertolongan untuk membantu memindahkan batu tersebut. Tetapi
syaratnya batu itu akan dibelah menjadi dua. Akhrinya setelah dimusyawarahkan,
anak-anak pak lurah itupun setuju. Dengan tenaga dalamnya Kyai Bergas membelah
batu besar itu dan langsung terlempar ke daerah sisi-sisi masing-masing
wilayah. yang akhirnya wilayah tersebut diberi nama Bergas Lor dan Bergas Kidul.
Nama bergas diambil dari nama Kyai Bergas.